Pentingnya Aqidah Tauhid

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah, bagi seorang muslim akidah menduduki peranan yang sangat penting di dalam kehidupan. Hal itu tidak lain karena akidah tauhid inilah yang menjadi tujuan penciptaan insan.
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56)
Karena itu pula, segenap rasul yang Allah utus membawa misi untuk menanamkan akidah islam yaitu akidah tauhid. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat, seorang rasul yang mengajak; Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut.” (QS. An-Nahl: 36)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun sangat memperhatikan masalah akidah tauhid ini. Sampai-sampai beliau berpesan kepada sahabatnya agar mengedepankan dakwah tauhid sebelum kepada syari’at Islam yang lain. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Mu’adz bin Jabal radhiyallahu’anhu, “Hendaklah yang pertama kali kamu serukan kepada mereka -penduduk Yaman- adalah supaya mereka mentauhidkan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim, lafal Bukhari)
Dengan demikian sudah selayaknya, bagi kita sebagai pengikut Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk meneladani jalan dakwah tauhid ini. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Katakanlah -Muhammad- inilah jalanku, aku mengajak kalian kepada Allah di atas bashirah/ilmu, inilah jalanku dan jalan orang-orang yang mengikutiku. Dan Maha suci Allah, aku bukanlah termasuk golongan orang-orang musyrik.” (QS. Yusuf: 108)
Ayat ini menunjukkan bahwa pengikut Nabi yang sejati adalah yang ikut serta mendakwahkan tauhid di atas landasan bashirah/ilmu. Ayat ini juga menunjukkan wajibnya seorang da’i untuk ikhlas dalam berdakwah, sehingga dia tidak boleh menyimpan ambisi-ambisi dunia di balik dakwah dan ajakannya.
Dakwah kepada akidah tauhid inilah yang akan menyelamatkan manusia dari kekalnya siksa di dalam neraka. Allah taa’ala berfirman (yang artinya), “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri iman mereka dengan kezaliman/syirik, mereka itulah orang-orang yang diberikan keamanan dan mereka itulah orang-orang yang diberi petunjuk.” (QS. Al-An’aam: 82)
Ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa syarat untuk mendapatkan keamanan dan petunjuk adalah bersih dari syirik. Karena syirik adalah kezaliman yang sangat besar, dan setiap kezaliman itu kelak pada hari kiamat akan menjadi kegelapan-kegelapan yang meliputi orang-orang yang durhaka kepada-Nya.
Hanya dengan tauhid inilah, seorang muslim akan berbahagia dengan pahala surga yang abadi dan menikmati kesenangan yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, dan belum pernah terbersit di dalam hati manusia.
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya barangsiapa yang mempersekutukan Allah maka sungguh Allah haramkan atasnya surga dan tempat tinggalnya adalah neraka, dan tidak ada bagi orang-orang zalim itu penolong.” (QS. Al-Maa’idah: 72)
Inilah kebaikan dan keadilan tertinggi yang harus kita tegakkan di atas muka bumi ini; beribadah kepada Allah semata dan meninggalkan segala sesembahan selain-Nya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan sembahlah Allah, dan janganlah kalian mempersekutukan dengan-Nya sesuatu apapun.” (QS. An-Nisaa’: 36)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hak Allah atas setiap hamba adalah hendaknya mereka beribadah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan dengan-Nya sesuatu apapun, dan hak hamba atas Allah ialah Allah tidak akan menyiksa orang yang tidak mempersekutukan dengan-Nya sesuatu apapun.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ibadah kepada Allah tanpa disertai tauhid adalah ibadah yang sia-sia. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan Kami teliti apa-apa yang dahulu telah mereka kerjakan kemudian Kami jadikan ia bagaikan debu yang beterbangan.” (QS. Al-Furqan: 23)
Ibadah kepada Allah harus dibersihkan dari segala kotoran syirik dan kebid’ahan. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Rabbnya, hendaklah dia melakukan amal salih dan tidak mempersekutukan dalam beribadah kepada Rabbnya dengan sesuatu apapun.” (QS. Al-Kahfi: 110)
Karena itulah, wahai saudaraku -semoga Allah melimpahkan taufik-Nya kepada kita- mempelajari ilmu tauhid adalah kunci kesuksesan dan kebahagiaan kita. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya maka Allah pahamkan dia dalam hal agama.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Orang yang paham agama adalah yang merasa takut kepada Allah dan mentauhidkan-Nya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya yang merasa takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya hanyalah para ulama.” (QS. Fathir: 28)
Allah ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Dan tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk beribadah kepada Allah dengan mengikhlaskan agama untuk-Nya dengan hanif/menjauhi syirik, mendirikan sholat, dan menunaikan zakat; dan itulah agama yang lurus/benar.” (QS. Al-Bayyinah: 5)
Oleh sebab itu wajib atas kita untuk mempelajari aqidah tauhid ini agar kita bisa selamat dari dosa syirik, kekafiran, kemunafikan, dan segala hal yang bisa merusak ibadah dan keimanan. Semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung, dengan bekal iman, amal salih, dakwah, dan sabar. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati dalam menetapi kesabaran.” (QS. al-‘Ashr: 1-3)
Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.

Post a Comment